Berang-berang Indonesia Bukan Pembuat Bendungan
Berang-berang Indonesia bukan pembuat bendungan, ini yang sering kali belum dimengerti. Setiap kali mendengar istilah berang-berang yang terlintas adalah sesosok makhuk mirip musang yang hidup di air dan suka menyusun ranting-ranting menjadi sebuah bendungan kokoh di sungai.
Padahal dalam bahasa Inggris dikenal dua nama yakni “Otter” dan “Beaver” yang dalam bahasa Indonesia kerap sama-sama diterjemahkan menjadi berang-berang. Otter adalah binatang semi-akuatik
anggota famili Mustelidae yang hidup di hampir seluruh dunia kecuali
Australia. Jenis inilah yang lebih tepat disebut berang-berang.
Sedangkan Beaver adalah hewan pengerat yang mampu hidup di dua tempat (air dan darat), yang hidup di Amerika dan Eropa. Meskipun kurang tepat, beaver diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi berang-berang juga.
Perbedaan Otter dan Beaver.
Antara berang-berang otter dan beaver secara taksonomi memiliki
kekerabatan yang sangat jauh. Meskipun sama-sama mamalia (hewan
menyusui), namun keduanya telah berbeda di tingkat Ordo. Otter berordo
Carnivora (pemakan daging) sedangkan beaver berordo Rodentia (hewan
pengerat). Secara perilaku keduanya pun memiliki berbedaan mencolok.
Beaver membuat sarang dengan membuat bendungan dari ranting-ranting
sedangkan otter bersarang di lubang-lubang di pinggir sungai.
Satu lagi perbedaan antara berang-berang otter dan beaver adalah otter terdapat di Indonesia sedangkan beaver tidak dijumpai di Indonesia. Bahkan Indonesia memiliki hingga empat spesies berang-berang otter.
Ciri-ciri Berang-berang.
Secara umum berang-berang mempunyai tubuh mirip musang dengan tungkai
yang relatif lebih pendek, dan cakar yang berselaput, ekor panjang
berotot. Rambut-rambut di tubuhnya terdiri dari dua lapisan, yakni
rambut bagian luar (panjang dan relatif keras, kaku) dan rambut bagian
dalam (halus, lunak). Lapisan dalam ini tidak tembus air dan memerangkap udara
di dalamnya. Rambut ini berguna untuk menjaga kulit berang-berang agar
tetap kering dan hangat meskipun tengah berenang di air yang amat
dingin.
Berang-berang hidup di berbagai habitat lahan basah seperti sungai, danau, rawa, sawah, pesisir serta di laut lepas. Makanan utamanya adalah hewan aquatik seperti ikan, namun juga memakan kodok, udang, ketam, kerang, mamalia kecil, hingga burung.
Jenis-jenis Berang-berang Indonesia.
Di seluruh dunia terdapat 12 jenis berang-berang yang 4 spesies di
antaranya dapat dijumpai di Indonesia. Keempat spesies berang-berang
yang hidup di Indonesia itu adalah:
- Aonyx cinerea atau Berang-berang cakar kecil (Asian Small-clawed Otter).
Berang-berang ini tersebar di
Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja, China, India, Indonesia,
Laos, Malaysia, Myanma, Nepal, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand,
dan Vietnam. Berang-berang Asia ini di Indonesia dapat ditemukan di
pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil sekitarnya.
Merupakan berang-berang terkecil dengan
ukuran tubuh sekitar 65 – 70 cm dengan berat 5 kg. Hidup secara
berkelompok (mencapai 20 ekor perkelompok) dan sering dijumpai hingga di
dekat pemukiman manusia. Terdaftar sebagai spesies Vulnerable dalam
status konservasi IUCN Redlist dan terdaftar dalam CITES Apendik II.
- Lutra lutra atau berang-berang utara (Eurasian Otter, Common Otter, European Otter).
Daerah sebaran berang-berang ini sangat
luas mulai dari sebagian besar Eropa, Afrika bagian timur laut, dan
Asia. Di Indonesia berang-berang Lutra lutraterdapat di pulau Sumatera.
Ukuran tubuhnya sekitar 1 m dengan berat
7 kg. Hidup soliter pada habitat lahan basah yaitu habitat air tawar,
payau dan air laut, sungai dataran rendah dan tinggi, danau, rawa,
persawahan dan pesisir pantai. Oleh IUCN Redlist diberikan status Near
Threatened dan oleh CITES didaftar sebagai Apendiks I di beberapa
negara. Termasuk hewan yang dilindungi di Indonesia berdasarkan PP Mo. 7 Tahun 1999.
- Lutra sumatrana atau Berang-berang hidung berbulu (Hairy-nosed Otter).
Berang-berang Lutra sumatranatersebar
mulai dari Kamboja, Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Di
Indonesia dapat ditemukan di Sumatera dan Kalimantan.
Ciri fisiknya hampir mirip dengan Lutra lutra
hanya saja memiliki ciri khas berupa rhinarium (bantalan hidung) yang
ditumbuhi rambut. Terdaftar sebagai spesies Endangered oleh IUCN Redlist
dan CITES Apendiks I. Termasuk hewan yang dilindungi di Indonesia berdasarkan PP Mo. 7 Tahun 1999.
- Lutrogale perspicillata atau Berang-berang bulu licin (Smooth-coated Otter, Indian Smooth-coated Otter)
Tersebar di Bangladesh, Bhutan, Brunei
Darussalam, Kamboja, China, India, Indonesia, Irak, Laos, Malaysia,
Myanmar, Nepal, Pakistan, Thailand, dan Vietnam.
Ukuran tubuh berang-berang bulu licin (Lutrogale perspicillata)
mencapai 1,2 meter dengan berat 11 kg. Hidup secara berkelompok
yangterdiri atas satu jantan dan betina dengan beberapa anak. Terdaftar
sebagai spesies Vulnerable dalam status konservasi IUCN Redlist dan
terdaftar dalam CITES Apendik II.
Jangan Biarkan Punah.
Penurunan populasi berang-berang secara global diakibatkan oleh
berkurangnya habitat seperti alih fungsi dan kerusakan lahan basah
seperti rawa, sungai dan danau. Juga lantaran berkurangnya sumber
makanan. Terancamnya punahnya populasi berang-berang juga diakibatkan
perburuan karena berang-berang acap kali dianggap sebagai hama terutama
pada pertanian perikanan.
Sungguh disayangkan jika kemudian hewan
semi-akuatik ini menjadi punah. Padahal banyak di antara kita yang belum
mengenal berang-berang Indonesia ini. Terbukti, sebagian besar kita
pasti menganggap berang-berang adalah arsitektur handal pembuat
bendungan dari ranting, padahal salah besar!. Berang-berang yang tinggal
di Indonesia ini tidak pernah membuat bendungan.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas; Mamalia; Ordo: Carnivora; Famili: Mustelidae; Genus: Aonyx, Lutra, Lutrogale; Spesies: Aonyx cinerea, Lutra lutra, Lutra sumatrana, Lutrogale perspicillata.
Sumber : http://alamendah.org/2011/11/10/berang-berang-indonesia-bukan-pembuat-bendungan/
Sumber : http://alamendah.org/2011/11/10/berang-berang-indonesia-bukan-pembuat-bendungan/
0 komentar:
Posting Komentar